Monday, May 7, 2012

Alergi Susu Sapi



Susu sapi menjadi nutrisi yang paling populer untuk bayi dan anak-anak pada sekitar abad ke-20, tetapi pemberian susu sapi untuk bayi dan anak-anak bukannya tanpa kekhawatiran tertentu, seperti misalnya terjadi alergi tehadap protein susu sapi. Bahkan alergi susu sapi merupakan salah satu jenis alergi makanan yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Alergi susu sapi mengenai sekitar 2.5-5% anak-anak berusia 0-2 tahun. Biasanya alergi terhadap susu sapi akan menurun seiring bertambahnya usia.

  • Apa tanda dan gejala adanya alergi susu sapi pada anak?
Alergi susu sapi merupakan salah satu keadaan yang sulit didiagnosis oleh dokter karena gejalanya yang mirip dengan keadaan-keadaan alergi lainnya. Memang seseorang dengan risiko tinggi menderita alergi (dikatan orang tersebut atopi) akan dengan mudah alergi terhadap susu sapi. Tanda dan gejala alergi susu sapi biasanya berupa reaksi alergi yang timbul segera sesudah mengonsumsi susu sapi (timbul dalam beberapa menit), tetapi dapat juga timbul kemudian (reaksi tipe lambat). Bila konsumsi susu sapi ditiadakan, maka gejala-gejala tersebut juga akan mereda. Tanda dan gejala tersebut diantaranya:

          Pada sistem saluran pencernaan
Gejala pada saluran pencernaan merupakan gejala yang paling sering timbul. Gejala tersebut adalah: 
  • Bengkak dan gatal pada bibir
  • Diare dan muntah
  • Diare kronis (lebih dari 2 minggu) atau dapat juga konstipasi/ sembelit kronis
  • Dehidrasi, gangguan elektronik, dan penurunan berat badan 
Pada Kulit
Gejala pada kulit merupakan gejala tersering kedua yang timbul setelah mengkonsumsi  susu sapi. Gejala yang muncul biasanya adalah dermatitis atopik (eksim) yang umumnya jelas terlihat di pipi.
Pada Saluran Pernapasan
Gejala pada saluran pernapasan cenderung jarang. Gejala tersebut di antaranya: gejala dari rhinitis alergi, batuk kronis dan otitis media (peradangan pada telinga tengah)      
  • Bagaimana dokter mendiagnosis anak menderita alergi susu sapi?
Memang agak sulit untuk mendiagnosis, biasanya dokter akan mengumpulkan semua tanda dan gejala, hasil pemeriksaan fisik, riwayat dan perjalanan alergi termasuk riwayat alergi dalam keluarga dan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan (seperti pemeriksaan darah, pemeriksaan kadar IgE). Diagnosis alergi susu sapi juga dapat ditentukan dengan melakukan cara mencoba-coba (trial and error test) seperti pada alergi makanan.
  • Bagaimana cara mengatasi alergi susu sapi?
Sama seperti pada alergi makanan lainnya, maka menghindari pemberian susu sapi dan produk olahannya (keju, es krim, kue, biskuit yang mengandung susu, dll) merupakan cara yang terbaik. Berikan susu formula yang mengandung protein hidrosilat (Pepti junior atau Pregestimil) atau lebih baik lagi dengan formula asam amini (Neocate). Pada saat sudah terjadi reaksi alergi, pemberian obat anti histamin diperlukan dan harus sesuai petunjuk dokter.


  • Bagaimana cara mencegahnya? 
Bila keluarga memiliki riwayat alergi, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama telah terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya alergi susu sapi pada bayi dan anak. Jangan takut mengenai kecukupan nutrisi pada anak karena ASI adalah nutrisi yang terbaik untuk usia tersebut.

TIP!

  • Berikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama 6 bulan pertama. Eksklusif artinya tidak memberikan makanan lain apapun selain ASI, termasuk air putih
  • Berikan susu formula yang mengandung protein hidrosilat atau asam amino bila anak sudah terbukti alergi susu sapi
  • Sediakan obat anti histamin oral (yang dijual bebas) di rumah untuk mengatasi reaksi alergi pada anak dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokte mengenai cara penggunaan dan keamanan obat tersebut.  


Sumber Pustaka:

  • UpToDate, Wood RA: The Natural History of Childhood Food Allergy.2008
  • Illustrated textbook of Pediatrics, Lissauer T, Clayden G: Allergy and Immunity.2008
  • Pediatrics in Review, Lee EJ, Heiner DC: Allergy to Cow Milk.1985.1986
  • 123 Penyakit Dan Gangguan Pada Anak, Hanifah Oswari, Dr,dr.Sp.A(K), Alergi makanan.2009





No comments:

Post a Comment